Minggu, 01 Mei 2011

Hati-hati-Dengan-Narkoba

Secara statistik, hingga saat ini pengguna narkoba didominasi oleh usia remaja, meskipun berbagai pihak telah berupaya keras untuk membendung masalah ini. Masalah remaja terkait dengan narkoba masih merupakan pr besar bagi pemerintah dan orang tua, padahal sekian banyak kerugian dan bahaya narkoba bagi kesehatan dan masa depan mereka telah berkali-kali didengungkan. Sebagian remaja yang terlanjur jatuh dalam narkoba percaya bahwa zat ini mampu membuat mereka berpikir lebih baik, aktif, dan populer di kalangan teman. Alih-alih memberi manfaat, narkoba justru menimbulkan banyak gangguan kesehatan. Kecanduan
Kecanduan hanyalah satu dari sekian banyak dampak buruk narkoba. Narkoba merupakan zat adiktif. Senyawa yang terkandung di dalamnya akan menstimulasi otak untuk meningkatkan produksi dopamine serta merusak syaraf-syaraf otak. Dengan demikian otak hanya akan merasa baik ketika narkoba masuk ke dalam tubuh, tetapi begitu efek ini hilang otak akan memberikan sinyal bahwa tubuh membutuhkan zat ini lagi secara terus-menerus sehingga remaja akan selalu ingin kembali menggunakannya.
Gangguan pada organ penting tubuh
Banyak remaja pengguna narkoba tertipu oleh salah satu efeknya , yaitu stimulan. Efek ini berupa peningkatan kinerja jantung, yang membuat seseorang merasa lebih bertenaga, gembira, dan aktif. Kondisi ini hanya sesaat, dan akan berbalik menjadi efek buruk yang menyeramkan. Karena jantung terpompa secara tidak normal maka besar peluang terjadi gangguan pada organ ini, yaitu aritmia, serangan jantung, dan stroke.
Secara medis dinyatakan bahwa penggunaan narkoba dalam bentuk suntikan dapat menjadi pemicu terjadinya gagal jantung. Khususnya pada narkoba jenis suntik yang berpeluang terjadinya infeksi mikroba pada pembuluh jantung, katup jantung, dan jaringan di sekitarnya. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya komplikasi gagal jantung. Di Amerika sejumlah 25% penderita infeksi pembuluh jantung adalah pengguna narkoba bentuk suntik. Penyakit ini ditandai dengan rasa sesak nafas di dada, demam, mual, muntah, dan penurunan berat badan.
Sementara pada otak, bahaya narkoba mempengaruhi kinerja otak sebagai pusat pengendali seluruh tubuh. Zat berbahaya ini masuk ke dalam otak sehingga merusak sel-sel serta pembuluh syaraf di dalamnya. Akibatnya terjadi penurunan kesadaran, luapan emosi tidak tabil, lemah dalam berpikir, perubahan perilaku, dan kematian sel lokal otak yang menyebabkan kelumpuhan. Kenikmatan yang sesaat tak sebanding dengan penderitaan yang berat dan panjang. Tak hanya itu, penggunaaan narkoba dalam jangka waktu tertentu bisa dipastikan akan mengalami gangguan di seluruh organ vital tubuh seperti kulit, paru-paru, ginjal, dan tulang.
Kerusakan mental
Di dalam otak terdapat syaraf-syaraf yang mengendalikan mental seseorang. Sementara narkoba yang telah menjangkau sistem otak akan berpengaruh besar terhadap mental remaja, seperti gangguan jiwa, depresi, dan kenakalan remaja. Secara statistik bertambahnya jumlah remaja pengguna narkoba sejalan dengan peningkatan masalah kenakalan remaja.
Remaja yang terlanjur menjadi pengguna narkoba akan terdorong untuk berusaha selalu memperoleh zat ini dengan cara apapun, termasuk dengan tindak kejahatan. Jika secara finansial pribadi remaja tak mampu lagi mencukupi kebutuhannya, maka ia akan berusaha dengan berbagai cara seperti mencuri. Di sisi lain, remaja putri yang menjadi pengguna narkoba juga tak sedikit yang malakukan kenakalan remaja seperti hamil pra nikah.
Ironisnya kondisi ini diikuti dengan tindakan aborsi, diperkirakan di Indonesia terjadi 700 ribu pelaku aborsi adalah remaja dan sejumlah besar terkait dengan narkoba. Jadi jika remaja tak mau terkena dampak bahaya narkoba, maka jangan sekali-kali mencobanya. Karena begitu jatuh, maka akan sulit untuk lepas. Jadi kalimat “say no to drugs!” seharusnya tak hanya sekedar slogan, tapi juga menjadi tekad kuat yang harus selalu dipegang oleh remaja.

Trik Menjauhkan Diri Dari Kenakalan Remaja

Berbagai macam bentuk kenakalan remaja yang terjadi dalam lingkungan remaja seperti tawuran, merokok,konsumsi narkoba atau minuman keras, seks bebas, dan lain sebagainya. Menurut penelitian, semakin tahun angka kenakalan remaja semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh banyak hal seperti pengaruh pergaulan, depresi, kurang perhatian dan pengawasan dari orang tua, dan lain-lain. Akibat dari kenakalan antara lain kepribadian yang buruk, penurunan prestasi akademik, hingga bahaya narkoba bagi kesehatan dan mental. Sehingga kita sebagai kaum remaja alangkah sebaiknya mencegah dan menjauhkan diri dari segala bentuk kenakalan remaja.
Berikut merupakan trik untuk menjauhkan diri dari kenakalan remaja:
  1. Kenakalan remaja paling sering terjadi diakibatkan salah memilih pergaulan. Oleh sebab itu, sebaiknya kita pintar-pintar memilih lingkungan pergaulan. Misalnya dengan melihat latar belakang kepribadian teman kita atau memperoleh teman dari suatu kegiatan positif, seperti teman les musik atau teman kerja kelompok.
  2. Depresi karena masalah kita dengan orang tua atau kondisi lingkungan keluarga seperti perceraian, mudah menjerumuskan kita untuk berprilaku menyimpang sebagai pelampiasan. Maka sebaiknya mengisi waktu dengan segala kegiatan positif yang digemari, seperti latihan musik, melukis, atau membuat suatu penelitian, dan lain sebagainya.
  3. Tidak mengunjungi tempat-tempat dimana kenakalan remaja mendapat toleransi. Seperti bar, diskotik atau club malam. Sebab tempat-tempat tersebut memiliki kecenderungan mempengaruhi kita untuk merokok atau mengkonsumsi minuman keras, yang kemudian disusul oleh perlakuan menyimpang lainnya.
  4. Tingginya rasa gengsi dan ingin terlihat menonjol diantara teman-teman dengan maksud mencari perhatian, dapat menjadi penyebab melakukan kenakalan. Oleh sebab itu, lebih baik bergaul dengan teman dari golongan kelas ekonomi yang sepadan.
  5. Ketika menjumpai hal atau konflik yang sulit ditemukan solusinya, sebaiknya melakukan komunikasi dengan orang lain yang memiliki kompetensi untuk memecahkan permasalahan. Seperti orang tua, guru atau saudara, sehingga tidak mencari jawaban sendiri atau dari teman pergaulan yang belum pasti diketahui pola pemikirannya.
  6. Bila ingin melihat konser musik atau suatu pertunjukan, alangkah sebaiknya memilih acara yang rendah resiko perkelahian atau terdapat kelompok-kelompok pergaulan remaja nakal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELF AWARENEES